Semarang, 24 April 2025 — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan pribadi dan lingkungan, Klinik Utama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang kembali menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan. Kali ini, kegiatan berlangsung di Kelurahan Tawangmas, Kecamatan Semarang Barat, dan disambut antusias oleh warga setempat.
Kegiatan penyuluhan ini menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen PMI Kota Semarang dalam menyebarluaskan edukasi kesehatan secara merata. Dengan membawa semangat Humanity for Healthier Lifestyle, penyuluhan ini tak hanya memberikan informasi penting, namun juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif menjaga kesehatan bersama.
Ketua Pengurus PMI Kota Semarang, Dr. dr. Awal Prasetyo, M.Kes., Sp.THT-KL, MM(ARS), yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif warga Kelurahan Tawangmas. Beliau menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan lembaga kesehatan dalam menciptakan lingkungan sehat dan aman.
Dalam sesi pengantar, Dr. Awal memperkenalkan konsep Segitiga Sehat, sebuah pendekatan kesehatan holistik yang menekankan pada tiga aspek utama:
- Kesehatan Fisik
- Kesehatan Mental
- Kesehatan Lingkungan
Menurutnya, ketiga aspek ini saling berkaitan dan harus dijaga secara seimbang. “Kita tidak hanya perlu menjaga tubuh tetap bugar, tapi juga penting untuk memelihara kesehatan jiwa dan kebersihan lingkungan sekitar,” tegasnya.
Sesi penyuluhan pertama diisi oleh drg. Avena Dwi Kunfiar, yang secara khusus membahas mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD masih menjadi ancaman serius di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kota Semarang. Oleh karena itu, edukasi tentang pencegahan penyakit ini sangat penting untuk terus dilakukan.
Fokus Penyuluhan: Pencegahan DBD Mulai dari Rumah
Dalam materinya, drg. Avena menekankan bahwa penanggulangan DBD harus dimulai dari lingkungan tempat tinggal. Salah satu kunci utamanya adalah menjaga kebersihan dan memastikan tidak ada tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Ia juga mengenalkan prinsip 3M Plus sebagai langkah pencegahan:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin
- Menutup rapat tempat penampungan air
- Memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk
- Plus: menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, dan menanam tanaman pengusir nyamuk
Tanda-tanda DBD yang Perlu Diwaspadai
Tak hanya soal pencegahan, drg. Avena juga menjelaskan tanda-tanda awal seseorang terkena DBD, antara lain:
- Demam tinggi mendadak
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit kepala hebat
- Ruam kulit
- Pendarahan ringan (gusi atau mimisan)
“Jika menemukan gejala seperti itu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan,” tambahnya.
Sesi penyuluhan kedua menghadirkan Bapak Agus Prasojo, S.Tr.Kes., yang membawakan materi mengenai Osteoarthritis Lutut, salah satu penyakit sendi degeneratif yang banyak dialami oleh masyarakat usia dewasa dan lanjut usia.
Apa itu Osteoarthritis Lutut?
Osteoarthritis (OA) adalah kondisi peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Pada kasus OA lutut, penderita akan merasakan:
- Nyeri saat berjalan atau naik tangga
- Kekakuan sendi di pagi hari
- Bengkak di sekitar lutut
- Penurunan kemampuan gerak
Faktor Risiko dan Pencegahan
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko OA antara lain:
- Usia di atas 50 tahun
- Kelebihan berat badan
- Riwayat cedera lutut
- Aktivitas berulang yang membebani lutut
Untuk mencegah OA, masyarakat dihimbau untuk:
- Menjaga berat badan ideal
- Rutin berolahraga ringan seperti jalan kaki atau senam
- Menghindari aktivitas fisik berlebihan pada lutut
- Menjaga postur tubuh saat duduk dan berdiri
Ketika sesi edukasi, acara diselingi dengan kegiatan senam perenggangan bersama yang dipandu oleh tim kesehatan dari Klinik Utama PMI Kota Semarang. Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye Humanity for Healthier Lifestyle, program yang diinisiasi PMI untuk mendorong gaya hidup sehat di tengah masyarakat.
Mengapa Senam Penting?
Senam perenggangan tidak hanya membantu melenturkan otot dan sendi, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko cedera otot. Bagi warga yang sehari-harinya bekerja duduk dalam waktu lama atau jarang berolahraga, senam ringan seperti ini sangat dianjurkan untuk dilakukan minimal 2–3 kali dalam seminggu.
Warga tampak antusias mengikuti gerakan demi gerakan, bahkan beberapa lansia pun turut serta dengan semangat. Suasana menjadi meriah, penuh dengan gelak tawa dan semangat kebersamaan.
Bersama PMI, Wujudkan Masyarakat Sehat dan Sadar Lingkungan
PMI Kota Semarang berencana untuk terus melakukan kegiatan serupa di kelurahan-kelurahan lain. Dengan mengedepankan pendekatan edukatif dan partisipatif, diharapkan semakin banyak masyarakat yang teredukasi dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Klinik Utama PMI Kota Semarang di Kelurahan Tawangmas bukan sekadar kegiatan seremonial. Ini adalah langkah konkret dalam membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat agar lebih tanggap terhadap ancaman kesehatan di sekitar mereka.
Melalui materi tentang DBD, Osteoarthritis lutut, serta ajakan untuk aktif bergerak lewat senam perenggangan, kegiatan ini membawa pesan kuat: sehat itu harus diupayakan bersama, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat.