Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menggelar Musyawarah Kerja Kota (Mukerkot), kamis (19/12) di aula Unit Donor Darah (UDD). Mukerkot dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi program kerja tahun 2019 dan membahas rencana program kerja tahun 2020.
Kegiatan ini dihadiri Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah dr. Imam Triyanto, MPH, Kesra Pemkot Semarang, & Pengurus PMI Kota Semarang serta diikuti oleh 32 orang sebagai peserta dari 16 kecamatan dan 19 orang peninjau dari unsur relawan (KSR, TSR & SIBAT) .
Mengawali acara Ketua PMI Dr. dr. Shofa Chasani menyerahkan dana operasional secara simbolis kepada 16 PMI Kecamatan dan 17 Unit KSR Perguruan Tinggi Se-Kota Semarang yang diwakili Pengurus PMI Kecamatan, Sekcam Tugu Bp Mustaqim sebesar 11, 7 Juta dan Ika Dwi Yuliani dari KSR PMI UDINUS sebesar 1,5 Juta.
Dalam sambutannya Ketua PMI Dr. Shofa Chasani menyampaikan bahwa musyawarah kerja adalah forum atau wadah yang memiliki kewenangan tertinggi dalam menentukan langkah bagi suatu organisasi. “Jadi gunakankanlah wadah ini sebaik-baiknya agar PMI dapat berjalan sesuai visi dan misinya demi kemanusiaan,“ tutur Dr. Shofa.
Beliau menambahkan Dalam Muker kita boleh menyampaikan pendapat & beradu argument namun dengan cara yang baik. “Alhamdulillah kemarin saat mengikuti Musyawarah Nasional selama 2 (dua) hari berjalan dengan lancar meskipun banyak instrupsi. Salah satu hasilnya adalah suara relawan disetujui dan dimasukkan dalam AD & ART PMI. Saat ini relawan memiliki hak suara lagi dalam musyawarah kerja PMI di tiap tingkatkan,“ kata Ketua PMI Dr. Shofa Chasani.
Dengan mengucap Bismillahirrohmannirrohim Ketua Pengurus PMI Kota Semarang Dr. dr. Shofa CHasani, SpFA, SpPD-KGH, Finasim secara resmi membuka acara Musyawarah Kerja Kota (Mukerkot) PMI Kota Semarang.
Selanjutnya Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah dr. Imam Triyanto, MPH saat menyampaikan memberikan apresiasi kepada PMI Kota Semarang karena dari 35 PMI Kab/Kota di Jawa Tengah yang pertama kali menyelenggarakan musyawarah kerja adalah Kota Semarang. “Luar biasa karena belum tutup tahun sudah bisa menghitung atau mengkalkulasi anggaran sepuluh hari yang akan,” kata dr. Imam.
PMI Provinsi Jawa Tengah sendiri akan melaksanakan musyawarah besok pada tanggal 22 Januari 2020 karena kami tentunya harus menyelesaikan semua secara tuntas, jadi pada akhir desember adakan satu kajian sejauh mana hal-hal yang sudah dilaksanakan.
Kemudian disamping itu yang menjadi konsekuensi kami untuk menyelesaikan tahun anggaran terkait pengesahan yang harus kami dapatkan melalaui akuntan publik agar semuanya tuntas untuk disampakan kepada PMI Kab/Kota Se- Jawa Tengah.
Ditambahkan dr. Imam bahwa Musyawarah kerja telah ditentukan atau diamanahkan oleh Anggaran Dasar bahwa setiap tahun PMI di semua level harus melaksanakannya, bertujuan untuk mengevaluasi anggaran & kegiatan serta merencanakan tahun berikutnya.
Barangkali tidak beda dengan pemerintah maupun lembaga lainnya. Nah, tahun ini PMI Kota Semarang akan mengevaluasi apa yang sudah dimusyawarahkan di tahun 2019. Hasil evaluasi menjadi catatan-catatan sendiri untuk tahun 2020 sehingga pelaksanaannya menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Palang Merah Indonesia dari tingkat Pusat hingga Kab/Kota dirumuskan satu rencana strategis (renstra) yakni rencana strategi lima tahun yang tidak berbeda dengan organisasi yang lain. Dari rencana strategi itu kemudian direncakan apa yang akan dilakukan kemudian diikuti dengan manifestasi tiap tahunnya. Sekali lagi catatan kami renstra PMI Pusat yang menjadi referensi PMI Provinsi maupun PMI Kab/Kota ada 8 tujuan strategis.
Oleh karena itu pada saat ini kami memberikan penghargaan kepada PMI kota Semarang karena dari 8 tujuan strategi yang dicanangkan oleh PMI Pusat maupun Provinsi sudah dimanifestasikan semua oleh PMI Kota Semarang. “Semoga keberhasilan ini bisa menjadi pemacu ke depan untuk menjadi lebih baik lagi. Apalagi sebagai Palang Merah di Ibukota Provinsi menjadi rujukan bagi PMI Kab/Kota di Jateng,“ pungkas dr. Imam Triyanto.
Sedangkan Pengurus PMI Prof. Hardani Widhiastuti saat menutup acara Mukerkot mengharapkan kepada Pengurus PMI Kecamatan dan relawan PMI agar tetap memberikan masukan bahkan kritikan kepada PMI. “Pengurus Kecamatan adalah relawan berikan kami masukan terhadap kinerja PMI Kota, bagi rekan-rekan KSR & TSR jangan sungkan memberikan kritikan,” Kata Prof Hardani.
Relawan adalah ujung tombak PMI dalam melaksanakan misi-misi kemanusiaan. Maju mundurnya, dan citra PMI di masyarakat tidak terlepas dari kiprah relawan. Terima kasih relawan PMI. (Hms)